Ada “LET LIGHT SHINE ON THEM” di lagunya SUKATANI

Baru heboh ini, lagu “Bayar, bayar, bayar” yang mendadak viral, tiba-tiba di “take down” dari seluruh platform media sosial. Penciptanya Sukatani, sebuah group band asal Purbalingga yang terdiri dari dua orang, kemudian menyatakan permohonan maaf melalui video secara terbuka kepada Bapak Kapolri dan institusi kepolisian.

Menarik ternyata mengamati isi lagu-lagu Sukatani, sarat kritik sosial. Tentang bagaimana mereka kehilangan hutan Wirasaba yang jadi bandara, dalam lagunya “Wirasaba”.

Di lagu berjudul Sukatani, ada rekaman celoteh seorang petani yang mengundang tamu, petugas Koramil kerumahnya. Petugas itu dijamu makan siang. Menunya Nasi Bandeng dengan sambal terasi. Diceritakannya sang tamu mengomentari enaknya nasi dari beras Rojo lele yang dihidangkan hangat-hangat itu. Lalu si petani mengungkap nasi itu dari beras panenannya sendiri. Beras dari tanaman padi yang dulu pernah dicabuti si petugas dan ditanamnya kembali.

Rupanya si petani pernah diintimidasi petugas Koramil untuk tidak melawan pemerintah. Tanaman padinya dicabuti dan dia membalasnya dengan jamuan makan yang enak, sebuah pesan yang bijak untuk tidak memusuhi tanaman serta ibu pertiwi.

Saya juga tergelitik dengan lagunya yg bertajuk “Gelap Gempita” yang menceritakan betapa tamak, licik dan dzolimnya penguasa. Tapi kemudian terselip sebaris doa untuk mereka “Let light shine on them…” ini kata-kata yang sangat sering saya dengar setiap kali melakukan meditasi “Twin heart“. Meditasi dasar bagi kami para praktisi Pranic Healing. Tiba-tiba saja saya merasa ada energi yang sama dengan dua bocah ini, kepedulian yang sama, bedanya mereka menemukan konteksnya di garis depan medan laga.

Let light shine on them para petani yang dizolimi, para seniman yang menemukan doa dan kata-kata serta memperdengarkannya di kancah frekuensi yang saat ini sedang membutuhkannya.

Sunu Prasetya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *