Dari Mana Harta Kaesang?

Bukan netizen Indonesia kalau tidak gemar berghibah. Apalagi tentang harta. Kehebohan terbaru tentu saja tagar #DarimanaDuitKaesang yang menjadi trending topic di Twitter pada 15 Desember 2021. Muda, anak presiden, dan kaya….. siapa sih yang tidak akan julid.

Kehebohan diawali saat Kaesang Pangarep membeli 8% saham emiten pengolahan makanan beku berbasis udang PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) senilai 92 miliar rupiah, melalui PT Harapan Bangsa Kita (GK Hebat). Kontan, Putra bungsu Presiden Jokowi itu, kembali ramai diperbincangkan. Namun seperti biasa selalu ada bagian-bagian yang lupa dibahas, atau sengaja agar tidak ada yang tahu. Seperti kaitan antara Kaesang dan GK Hebat.

GK Hebat adalah perusahaan di bidang pengolahan makanan dan minuman yang menjadi platform akselerator UMKM. Didirikan di tahun 2019. Kaesang menjadi CEO dan Co-Founder di situ. Bervisi ingin menjadikan UMKM sebagai produk unggulan di dalam negeri, GK Hebat berkolaborasi memberikan pembinaan, bantuan modal serta mencarikan mitra bisnis bagi UMKM. Kaesang paham betul UMUM memegang porsi 60 persen dari PDB di Indonesia.

Bisnis Kaesang yang bergerak di bidang kuliner (Food &Beverage), semua bernaung di bawah GK Hebat. Produk-produknya telah berekspansi tak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri. Ada Sang Pisang yang laris manis dan telah membuka puluhan cabang di seluruh Indonesia, termasuk di Kuala Lumpur. Ada lagi bisnis menu nasi ayam murah, Yang Ayam.

Ada lagi SiapMas, kolaborasi dengan sang kakak yang kini Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Siapmas memproduksi Kemripik, Pik Kripik, dan Ngedrink. Produk-produk ini dipasarkan melalui minimarket ritel. Lainnya ada Ternakopi, yang menjual kopi kekinian dan sedang digilai anak muda.

Kaesang juga merintis bisnis restoran bersama Chef Arnold Poernomo dan Gibran bernama MangkokKu. Ketiganya membuka restoran MangkokKu pada Juni 2019. Untuk selera western, ada Let’s Toast dengan menu pilihan berupa egg sandwich, french toast, dan beberapa pilihan minuman segar. Kaesang pun pernah menjajaki bisnis ikan lele, karena Kaesang melihat permintaan atas ikan lele sangat besar, sedangkan suplai di pasar masih sedikit.

Yang unik dan inovatif adalah Aplikasi Madhang. Aplikasi smartphone besutan Kaesang bersama kakaknya, Gibran Rakabuming Raka, ini menjembatani ibu-ibu jago masak dengan pembeli. Madhang berbasis android, hasil kerja sama dengan Universitas Dian Nuswantoro, Semarang. Bentuk kepedulian pada UMKM Indonesia agar dapat berkembang dan naik kelas. Kelak saat sang Kakak menjadi Walikota Surakarta, kepedulian khusus pada UMKM ini menjadi salah satu program utama sang kakak.

Di luar bisnis kuliner, ada Sang Javas, yang memproduksi clothing line berdesain kecebong. Kaos-kaos langsung laris manis dan terjual 2.000 potong saat launching. Juga ada Sang Javas-Truz, pakaian khusus untuk para skaters. Kerja sama dengan brand lokal Truz. Enigma Camp yang juga di bawah payung GK Hebat, menjadi wadah pelatihan programmer. Enigma fokus pada bisnis yang menyediakan programmer siap kerja.

Tak melulu bisnis murni, Kaesang pun mencoba mengedukasi anak-anak melalui Hompimpa Games, produk board game yang membawa pesan toleransi dan nilai budaya Indonesia. Bagi para pencari kerja, Kaesang mendirikan Kerjaholic, suatu platform lowongan pekerjaan untuk pencari kerja khusus di wilayah Solo, Yogyakarta, dan Semarang.

Lalu bagaimana cara Kaesang memperoleh modal? Ada berbagai macam cara, dan ini tak banyak orang tahu hingga sering memancing julid. MangkokKu, misalnya. Startup ini berhasil meraih suntikan dana tahap awal (seed funding) hingga 28 miliar rupiah dari Alpha JWC Ventures. MangkokKu dianggap berprospek baik. Hingga saat ini, Mangkokku telah memiliki 22 cabang di Jabodetabek dan mulai ekspansi ke Surabaya.

Alpha JWC Ventures pernah menginjeksi Goola sebesar 70,5 miliar pada 2019. Goola adalah bisnis gerai minuman tradisional milik Gibran. Alpha JWC Ventures sendiri terkenal sebagai investor untuk startup. Maskapai modal ventura ini menggelontorkan 50 juta dolar AS kepada 23 perusahaan di Asia Tenggara termasuk startup seperti Kopi Kenangan, Lemonilo, Kredivo, Style Theory, Bobobox  dan Ternakopi milik Kaesang.

GK Hebat sendiri sebenarnya tak hanya milik Kaesang, melainkan kongsi tiga perusahaan. Satu perusahaan milik Gibran dan Kaesang, kemudian PT Gan Kapital milik Gandi Sulistiyanto dan perusahaan Theodore Permadi Rachmat.

Adalah Plug and Play, perusahaan akselerator startup di Silicon Valley, ingin mengembangkan startup dan investasi di Indonesia. Plug and Play membuat perusahaan patungan dan bermitra dengan PT Gan Kapital. Kelak PT Gan Kapital ini berkongsi bersama Kaesang menjadi GK Hebat. Lewat brand GK Plug and Play Indonesia, GK Hebat kemudian banyak berperan sebagai startup akselerator bagi perusahaan rintisan di Indonesia. Tujuannya berupaya menciptakan solusi digital pada aneka macam industri dan memberi korporasi pada akses langsung ke startup sejak tahap awal. Istilah sederhanya, menaikkan kelas UMKM.

Perusahaan milik Kaesang inilah yang kemudian berinvestasi 92 miliar tersebut, bukan Kaesang pribadi.

Kaesang juga menjalankan bisnis-bisnis milik Gibran saat ini, karena sang Kakak harus fokus menjalankan tugas negara sebagai Walikota Solo. Kaesang juga tercatat sebagai komisaris pemilik 51% saham pada PT Rakabu Sejahtera. Bisnis mebel yang dimiliki ayahnya sejak dulu kala.

Tak banyak yang tahu pula bila Kaesang adalah pemain lama di dunia saham. Secara pribadi ia mulai berinvestasi saham sejak 2017. Lewat akun Twitternya, Kaesang sempat rajin mencuit soal beberapa saham pilihannya seperti PGAS dan BJTM.

Di luar Bursa Efek Indonesia (BEI), nama Kaesang Pangarep tercatat sebagai pemegang saham PT Persis Solo Saestu, pemilik klub sepakbola Persis Solo. Kaesang menguasai 40% saham Persis dan menjadi direktur utama tim berjuluk Laskar Sambernyawa itu.

Kalau kita perhatikan, Kaesang banyak terjun ke bisnis yang terlihat sederhana tetapi memiliki turnover tinggi. Cepat balik modal. Bisnis ini bisa dilakukan siapun, tentu saja dengan tingkat persaingan yang sangat kompetitif. Sejalan dengan era milenial, maka kebanyakan berbentuk startup.

Dari bisnis-bisnis sederhana itu, Kaesang kemudian memiliki cuan berlipat dan kerjasama-kerjasama yang memungkinkannya semakin memperbesar usaha. Ini masih ditambah cuan yang diterima Kaesang dari berbagai konten yang dibuatnya. Konten-konten itu selalu viral.

Bisnis-bisnis ini bukan bisnis yang lazim dilakukan anak pejabat sebenarnya. Karena dianggap margin keuntungannya dianggap sangat kecil. Kebanyakan keluarga pejabat di Indonesia gemar berbisnis yang dekat dengan kekuasaan seperti bisnis-bisnis di lingkungan proyek pemerintah. Karena ingin meraup untung cepat dan malas bersaing sehat.

Bila kita simpulkan apa yang dilakukan Kaesang, ia terlihat berbisnis seperti sambil bermain, seperti iseng, karena mungkin bisnis yang dipilihnya adalah hal-hal yang disukainya. Ini jelas berprinsip sebagaimana banyak diajarkan motivator-motivator bisnis kekinian: ‘do what you love, love what you do’…

Vika Klaretha Dyahsasanti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *