ENKRIPSI DATA, APA ITU? (Bahaya Inkompetensi Dalam Keamanan Komputer)

Pusat Data Nasional Sementara 2 milik Kementerian Kominfo baru-baru ini mendapat gangguan sehingga lumpuh total selama hampir dua minggu. 282 lembaga negara, kementerian, serta pemerintah daerah terhenti pelayanan publiknya akibat datanya tidak bisa diakses. Gangguan ini diakibatkan ulah sejenis virus yang diciptakan para “hackers” dengan motif merusak data dan menuntut tebusan.

Bagi banyak masyarakat awam mungkin tidak bisa membayangkan bagaimana gawatnya situasi ini, karena sulit memahami secara teknis bagaimana kerjanya si “Malware” Lockbit 3.0 buatan kelompok yang menamakan diri Brain Chiper ini.

Apa yang dilakukan software Lockbit 3.0 ini pada dasarnya adalah menyerang “data” dengan cara mengenkripsinya sehingga tidak bisa dibaca lagi. Enkripsi, pada dasarnya adalah membuat semacam sandi yang dioplos kedalam data targetnya. Umpamanya: sebuah data teks “I LOVE YOU” akan tidak terbaca bila disisipi sandi menjadi “I1,L2O3V4E,Y5O6U7.”, Ini contoh sederhana dimana sandi yang disisipkan jelas jenis karakter, panjang karakter dan polanya, yaitu angka yang incremental +1 dimulai dengan angka 1 dan coma delimited.

Tentu penyandian atau enkripsi tidak akan sesederhana seperti contoh diatas, dia akan menyisipkan kode-kode yang panjangnya bisa beratus-ratus bits. Belum tentu panjang bits yang disisipkan teratur juga, ia mungkin divariasi dengan aturan algoritma tertentu mengikuti rumus-rumus Matematika yang mungkin panjang sekali. Selain itu jangan dibayangkan “data” yang diserang adalah data dalam kondisi formatnya sudah terbaca manusia. Dia diserang pada formatnya di lapis yang paling rendah, mentah, yaitu dalam kondisi masih berupa kode-kode digital yang hanya bisa dimengerti oleh sirkuit elektronis didalam komputer.

Sebelum akhirnya ditampilkan di layar komputer dan bisa dibaca sebagai satu huruf “L” saja misalnya, format pada lapis terendahnya adalah signal elektronik yang terdiri dari kombinasi kode bilangan biner 0 dan 1 yang panjangnya ratusan bit. Bayangkan kalau itu diacak-acak susunannya dan atau ditambah kurang beberapa bit kode lagi. Kacau…..!

Disiplin ilmu menyandi atau meng-enkripsi ini dipelajari oleh mereka-mereka yang kuat Matematikanya. Karena ini tentang membuat rumus fungsi-fungsi matematika yang puanjang-puanjang untuk dikerjakan oleh perangkat komputasi berkecepatan tinggi. Pendek kata pekerjaan membuat software enkripsi ini adalah ulah orang kurang kerjaan yang tujuannya membuat soal yang mempersulit diri sendiri apalagi orang lain. Kenapa? Karena semakin sulit persoalannya, rumusnya, maka akan semakin aman kunciannya. Sehingga ketika data di PDNS2 diserang malware jenis ini, pada jaman sekarang, ketika kecepatan prosesor sudah jutaan bits per detik, rasanya tidak mungkin bisa dipecahkan kuncinya oleh siapapun selain hacker pembuatnya sendiri.

Apakah kita bisa menciptakan sandi atau enkripsi terhadap data nasional kita sendiri, sehingga tidak ada pihak lain yang tidak berhak, yang bisa membacanya? Bisa, dan justru inilah yang seharusnya dilakukan oleh Badan Sandi Negara. Kalau ini sudah dilakukan dulu-dulu, setidaknya kita merasa aman, andaipun data kita dicuri orang, tidak ada gunanya juga buat mereka, karena toh tidak bisa dibaca.

Memang seharusnyalah Badan Sandi Negara diisi oleh para intelektual keamanan komputer, khususnya bidang enkripsi data, bukan para politisi, polisi atau tentara. Karena mengamankan data di jaringan siber tidak artinya harafiah harus oleh mereka yang badannya besar, dengan tampang garang, pangkat tinggi atau yang  dipersenjatai. Mereka berurusan dengan signal-signal elektronik yang bisa mengalir dan berubah dalam waktu yang cepat. Data dan software tidak takut dengan tentara, mereka hanya bisa dicegat, dirusak dan atau dilindungi dengan piranti lunak hasil karya manusia-manusia dengan kecerdasan yang tinggi.

Maka terlihat sangat lucu bagi kita-kita yang berkecimpung setiap hari dengan dunia IT, menerima inkompetesi para pemimpin dalam menyusun barisan pengaman aset digital Nasional kita. Mohon maaf para pemimpin, kalau anda merasa bisa memimpin dengan mengabaikan kecerdasan orang, anda hanya akan mempermalukan diri sendiri dari hari ke hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *