Gibran Dukung Prabowo?

Bukan Gibran Rakabuming Raka kalau bukan magnet berita. Baru-baru ini walikota muda Solo ini diberitakan tengah memberikan pengarahan pada relawannya agar tidak terburu-buru menentukan pilihan. Perkembangan politik sangat dinamis, kata Gibran. Sebelumnya Gibran juga membuat geger karena di akun twitternya ia menulis dukungan pada Gerakan Tak Pilih Politisi yang Gagalkan Piala Dunia U-20. Tak cukup di situ, adiknya, Kaesang Pangarep, terlihat kerap tampil dengan kaus bergambar Prabowo termasuk di suatu podcast yang viral.

Apakah ini sinyal bahwa Gibran tak mendukung capres PDIP Ganjar Pranowo?

Sebagai kader PDI Perjuangan sewajarnya Gibran condong ke Ganjar Pranowo yang memang telah mengemban tugas dari partai Banteng untuk menjadi Capres dari PDIP. Gibran sendiri kerap terlihat satu panggung dengan Ganjar yang kebetulan juga menjadi atasannya selaku Gubernur Jawa Tengah. Gibran sendiri di akun Twitternya pernah mengunggah gambar dirinya bersama Ganjar dan Sandiaga Uno yang memang digadang-gadang sebagai cawapres Ganjar. Namun video yang ramai beredar tentang pengarahan Gibran pada relawan itu membalik cerita.

Ini semua masih ditambah silaturahmi Prabowo Subianto ke kediaman Presiden Jokowi saat hari raya Idul Fitri. Di hari itu pula, Jokowi yang biasanya open house, terlihat hanya menerima satu tamu, keluarga Prabowo Subianto. Banyak kalangan menilai, arah dukungan pribadi Presiden Jokowi adalah ke Prabowo Subianto. Mengapa demikian? Bukankah selama ini Presiden Jokowi terlihat secara tersamar kerap mengendorse Ganjar Pranowo?

Jawabannya mungkin bisa terlihat dari sikap-sikap Gibran belakangan. Berawal dari perhelatan Piala Dunia U-20 yang telah dipersiapkan Gibran dengan serius selama setahun belakangan ini. Event akbar itu akhirnya dibatalkan FIFA. Sebelum pembatalan itu, Ganjar sempat membuat pernyataan kontroversial. Ia menolak kedatangan Timnas Israel ke Indonesia dengan alasan  meneladani komitmen Bung Karno terhadap perjuangan Palestina. Kehebohan yang dibuat Ganjar dari pernyataannya berujung pembatalan FIFA menyelenggarakan Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Saat itu Gibran langsung terang-terangan menyatakan kekecewaannya. Event Piala Dunia U20 itu bukan event main-main. Trilyunan rupiah digelontorkan Pemerintah RI untuk biaya renovasi dan infrastruktur penunjang Piala Dunia. Belum kerugian yang diderita pihak hotel dan sektor UMKM karena batalnya perhelatan akbar ini. Di tengah ekonomi dunia yang masih lesu pasca pandemi dan invasi Russia ke Ukraina, event Piala Dunia U20 dianggap sebagai oase untuk memantik perekonomian Indonesia kembali menyala. Meski tidak menyalahkan siapa pun, Gibran kecewa karena terlanjur berharap event Piala Dunia U-20 akan memacu geliat ekonomi kota yang dipimpinnya. Gibran wajar kecewa Indonesia terancam mendapat sanksi dari FIFA karenanya.

Tak lama setelah itu, muncul gerakan tak memberikan dukungan kepada partai maupun politisi yang menggagalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Gerakan itu muncul di Twitter mendapat dukungan Gibran.

Awalnya akun twitter @jash_wae memberikan unggahan foto dengan menyebut “CATAT DAN INGAT BAIK-BAIK..!!! JANGAN BERIKAN SUARA KITA DI PEMILU 2024 PADA POLITISI DAN PARTAI YANG MENGGAGALKAN INDONESIA TUAN RUMAH #FIFAWORLDCUPU20”. 

Gibran seketika memberikan komentar mendukung gerakan tersebut. “Saya dukung lho bang,” tulis Gibran di Twitter pada 29 April 2023. Ini ditafsirkan sebagai sinyal jika putra sulung Presiden Jokowi itu tak mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres mendatang.

Tapi di luar itu, publik sering lupa bila Gibran punya kedekatan khusus dengan Prabowo Subianto.  Gibran pernah berkunjung ke Hambalang, kediaman Prabowo Subianto pada 18 Juni 2022. Di sana Gibran belajar berkuda sekaligus mendapat hadiah sepatu kuda. Tapi yang paling penting, pada kesempatan itu Gibran mengaku banyak belajar pada Prabowo. “Saya banyak diskusi dan ngangsu kawruh (menimba ilmu) dari Pak Prabowo soal patriotisme, kebangsaan dan kenegaraan,” demikian kata Gibran usai pertemuan itu.

Menilik kejadian tersebut, wajar jika Gibran cenderung memilih Prabowo. Apalagi kini Prabowo telah menunjukkan dirinya bukan hanya sebagai politisi yang handal, tetapi juga tokoh yang sangat nasionalis nasionalis dan bervisi ke depan. Bersama Anies Baswedan dan Ganjar, Prabowo memang masuk tiga besar kandidat dengan elektabilitas tertinggi. Namun, sampai saat ini mungkin baru Prabowo yang dengan lantang menyuarakan untuk berhenti berkampanye negatif. Menyetop polarisasi dan fokus pada masa depan.

Nasionalisme Prabowo terlihat dalam pidatonya di depan Purnawirawan TNI-Polri pada 3 Mei 2023. Dalam pidato itu pula Prabowo menegaskan bahwa dalam suatu kontestasi, politik kalah menang itu biasa. “Tidak usah tegang-tegangan,” katanya. Ia menyebut semua capres yang ada adalah putra terbaik bangsa Indonesia dan ingin berbuat terbaik untuk bangsa. Ia pun meminta pendukungnya untuk tidak terprovokasi menjelek-jelekkan siapapun. Dalam Pilpres ini, Prabowo menegaskan, Ia akan bersaing dengan gagasan dan ide, bukan dengan isu. Apalagi isu yang menjelek-jelekkan kompetitornya.  

Sampai di sini seharusnya para kontestan malu dan meneladani Prabowo. Berlaku fair dalam berkampanye, termasuk juga menegaskan pada para influencer, buzzer, dan pendukungnya untuk tidak pernah menyerang kontestan lain. Kampanye hitam. Bukan hanya itu, bagi para pemilih yang berpikir, ucapan Prabowo ini seharusnya menjadi sinyal kita untuk tidak memilih calon-calon yang pendukungnya gemar menjelekkan pasangan lain. Nggak jamannya lagi lah perpecahan karena beda pilihan politik. Ini era milennial, era modern, eranya adu gagasan dan program. Biarlah yang visioner yang menang.

Lalu bagaimana dengan gagasan, apakah Prabowo seorang yang visioner? Prabowo dengan sangat fasih kerap menceritakan geopolitik Indonesia. Indonesia yang sangat kaya raya alamnya. Masyarakatnya toleran, namun tak pernah lepas dari gangguan-gangguan luar yang menginginkan penguasaan atas Indonesia. Bukan hanya secara teritorial namun juga secara ekonomi, sosial politik dan ideologi. Maka dengan lantang dalam pidatonya di depan Purnawirawan TNI-Polri itu Prabowo menyerukan, “Kajian-kajian strategis telah menunjukkan bahwa agar Indonesia bisa maju, elit pemimpin-pemimpinya harus bisa bekerja sama….”

Luar biasa. Tak cukup hanya itu, Prabowo juga dengan besar hati menceritakan bila seusai kekalahannya di Pilpres 2019, Presiden Jokowi langsung mengajak rekonsiliasi. Insting Prabowo segera mengatakan Ia mau bergabung dan bekerjasama. Prabowo prihatin karena elite Indonesia sering tak bisa kompak dan bekerja sama. Di situlah Prabowo sangat menghargai ajakan Presiden Jokowi yang dianggapnya memang negarawan. Tak mementingkan ego pribadi melainkan selalu mendahulukan kepentingan bangsa.

Setelah bergabung dengan kabinet Presiden Jokowi, Prabowo kerap melihat keheranan orang-orang asing dengan keputusannya tersebut. Dengan tegas Prabowo menjawab, “Itulah budaya Indonesia.”

Sampai di sini kita akan paham seandainya Gibran memutuskan memilih Prabowo. Ada kesamaan nilai-nilai yang diperjuangkan keduanya. Bila Prabowo mampu bekerja sama dengan Presiden Jokowi yang menjadi rivalnya dalam dua Pilpres, Gibran terlihat tak pernah canggung bekerja sama dengan FX Hadi Rudyatmo, mantan Walikota Solo sebelumnya. Pak Rudy bukan tak sering mengkritik Gibran, namun Gibran tetap santun bahkan menjalin kerjasama dalam banyak kegiatan. Tak hanya itu, Gibran juga santuy dan dengan enteng bertemu tokoh-tokoh yang kerap mengkritiknya seperti Rocky Gerung atau Anies Baswedan. Banyak pembangunan Kota Solo didanai bukan dengan APBD Kota Solo, sebagai bukti kemampuan Gibran bekerja sama dan bernegosiasi. Kolaborasi.

Sebagai catatan, dalam Pilkada DKI tahun 2012, saat itu Presiden Jokowi bersama Ahok dicalonkan sebagai Gubernur. Prabowo selaku Ketua Umum Partai Gerindra, mengajukan Ahok sebagai wakil gubernur. Selama Pilkada itu, Prabowo menunjukkan sebagai orang yang menyenangkan untuk berkolaborasi. Hal yang ditunjukkannya kemudian selama menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Presiden Jokowi. Tanpa banyak bicara, Prabowo berhasil memperbaharui alutsista TNI yang selama ini sudah mulai usang. Tidak tanggung-tanggung, TNI kini memiliki tambahan 40 kapal perang hingga jumlah seluruhnya adalah 65 kapal perang. Jet tempur canggih Rafale juga disiapkan, termasuk juga pesawat-pesawat Mirage. Semuanya demi kedaulatan Republik Indonesia. Di darat, di laut dan di udara. Di kota maupun di desa. Apalagi 75 persen penduduk kita ada di pedesaan.

Ketegasan selalu dianggap sebagai titik kekuatan Prabowo. Hal serupa ternyata juga dilekatkan pada Gibran usai keberaniannya mencopot Lurah yang terbukti menerima gratifikasi. Kesamaan-kesamaan inilah yang menyebabkan keduanya mungkin saling cocok, dan bukan tak mungkin jadi penyebab Gibran menjatuhkan pilihannya pada Prabowo.

Nia Megalomania

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *