Bonus demografi bila dikelola dengan baik akan memampukan Indonesia menjadi adil makmur dan sejahtera di tahun 2045. Bangsa Indonesia pun akan mampu menjadi bangsa besar di dunia. Jalan menuju ke sana bukan jalan yang mudah, tetapi kaum muda akan menjadi kunci.
Bonus demografi membuat komposisi penduduk Indonesia dominan kaum muda. Untuk memberi kesadaran kaum muda tentang pentingnya membenahi diri dan membangun negara, tidak lagi bisa dilakukan dengan cara-cara konvensional. Pendekatan kasepuhan, pendekatan angkatan tua, akan sulit dipahami dan diterima mereka. Diperlukan pemimpin muda, pemimpin yang bukan saja paham dunia muda, melainkan mereka yang benar-benar bagian dari kaum muda.
Gibran Rakabuming Raka, Walikota Solo yang dilantik pada 21 Februari 2021, memenuhi kriteria itu. Dilantik di masa pandemi, Gibran bukan hanya mampu menangani dan mengendalikan pandemi Covid-19, namun ia benar-benar mampu membuat Solo bangkit dari pandemi sebagaimana slogan kampanyenya dulu. Tak tanggung-tanggung, hanya dalam dua tahun kepemimpinannya, ia mampu menurunkan angka kemiskinan di kota Bengawan. Merujuk data Surakarta dalam Angka 2023, di akhir tahun 2022 angka kemiskinan Solo turun menjadi 8,84 persen. Sebelumnya angka kemikinan Solo mencapai 9,4 persen.
Tidak heran bela semua anggota DPRD Surakarta kagum dan memuji Langkah keberhasilan Gibran ini. Pujian itu tertuang dalam pandangan umum Fraksi terhadap nota pengantar Laporan Pertanggungjawaban Walikota Surakarta. Ini bahkan diakui langsung oleh Muhadi Syahroni dari Fraksi PKS. Selama ini PKS selalu berseberangan dan kritis pada kebijakan pemerintah.
“Ini menunjukan kinerja yang cukup baik,”puji Muhadi Syahroni.
Gibran dianggap mampu mengembalikan kondisi pasca Covid-19 seperti semula, bahkan lebih baik. Kota bukan saja kondusif dan aman, melainkan ekonomi masyarakat yang bertumpu pada UMKM, serta kegiatan budaya makin menggeliat. Pembangunan infrastruktur yang masif, bukan hanya melalui Pembangunan 17 Titik Prioritas Pembangunan, melainkan hingga level jalan, talud dan saluran di kampung-kampung. Semua ini menopang kegiatan sosial ekonomi dan pariwisata.
Di awal Gibran Rakabuming Raka menjabat sebagai Walikota, pertumbuhan ekonomi di Solo minus 1,74 persen, hanya dalam dua tahun pertumbuhan ekonomi naik menjadi 6,25 persen.Ini jauh melampaui rata-rata pertumbuhan sekonomi nasional sebesar 5,3 persen. Pertumbuhan ekonomi di Solo bahkan melampaui dua kota besar terdekat, Yogyakarta dan Semarang, meski Solo hanya kota kecil seluas 44 km2 dan bukan ibukota Provinsi. Solo juga tidak memiliki sumber daya alam, baik sektor pertanian maupun pertambangan. Pendapatan Asli Daerah Solo hanya bertumpu pada sektor pariwisata serta pajak dan retribusi.
Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo mengatakan, Sektor konstruksi menjadi sektor penyumbang produk domestik regional bruto (PDRB) Solo terbesar hingga 24,8 persen. Ini artinya strategi Gibran dalam membangun 17 titik prioritas maupun membangun dan memelihara sarana dan prasarana hingga level kampung, berhasil menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi kota. Pembangunan titik prioritas itu secara bersinergi juga menggerakkan pariwisata kota karena masyarakat kini makin menyadari Solo sebagai kota dengan warisan Budaya dan Literasi luar biasa, sekaligus ajang baru wisata religi.
Peningkatan yang masif di sektor pariwisata ini terlihat jelas dari trafik keluar masuk tol di Solo yang meningkat hingga 27 persen. Sepanjang tahun 2022, jumlah kendaraan masuk ke Kota Solo mencapai 822.866 kendaraan. Tingkat hunian hotel meningkat sebesar 61,9 persen atau naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu pemicu kenaikan tingkat hunian Kota Solo adalah seringnya grup musik dunia menggelar konser di kota itu. Dream Theatre, Deep Purple, menganggap kesediaan stadion dan gedung, serta animo masyarakat yang tinggi membuat Solo makin dilirik untuk menjadi ajang konser dunia.
Semua itu nyaris tak terjadi di era sebelum Gibran memimpin kota. Angka daya beli masyarakat yang ikut meningkat menjadi 2,5 persen dari sebelumnya yang hanya 1,7 persen, makin menggenapi kepuasan masyarakat terhadap kinerja Gibran. Kepemimpinan Gibran sebagai Wali Kota Solo bahkan dinilai lebih baik ketimbang pendahulunya, F.X. Hadi Rudyatmo. Hasil survei yang dilakukan Prodi Magister Administrasi Publik Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Solo menunjukkan Gibran mendapat penilaian lebih baik dari para responden sebanyak 76,80 persen sedangkan Rudy hanya di angka 12,3 persen.
Penyebab kenapa kenaikan wisata di Solo melampaui Yogya dipicu juga dengan adanya KRL murah. Akses transportasi menjadi kunci kenapa wisatawan naik signifikan saat liburan terutama saat libur Lebaran. Namun capaian itu belum membuat Gibran puas. Ia menggandeng konsultan dari luar negeri guna mewujudkan Solo masuk dalam UNESCO Creative City Network (UCCN).
Di luar capaian makroekonomi itu, upaya Gibran dalam membangun
kehidupan yang harmonis antarumat beragama, etnis dan budaya, memperoleh apresiasi dari lembaga SETARA Institute. Solo mendapat peringkat ke-4 sebagai kota paling toleran di Indonesia. Pemkot Surakarta di bawah kepemimpinan Gibran terlihat memberikan ruang dan kesempatan yang sama pada semua agama dan pemeluk kepercayaan saat merayakan hari-hari besar keagamaan.
Balai Kota Surakarta kerap dijadikan sebagai tempat terbuka untuk perayaan keagamaan. Mulai dari perayaan Natal di Plaza Balai Kota, dengan menggelar lagu-lagu rohani, termasuk pemasangan ornamen Natal di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman. Saat perayaan Imlek, kawasan Balai Kota, Jalan Jenderal Sudirman hingga kawasan Pasar Gede dihiasi ornamen dan pernak-pernik Imlek. Ada pula event budaya berlatar etnis keturunan Tionghoa yaitu Grebeg Sudiro. Tak lama kemudian saat Perayaan Nyepi, umat Hindu dengan dukungan Pemkot Surakarta menggelar rangkaian perayaan Nyepi. Festival Ogoh-ogoh diadakan. Penjor janur kuning juga menghiasi sepanjang Jalan Jenderal Sudirman.
Prestasi Kota Solo sebagai kota toleran ini juga menjadi bukti kemajuan kehidupan berbhinneka dan kepatuhan terhadap nilai-nilai Pancasila yang menjadi pegangan hidup bansga Indonesia.
Pembangunan kesadaran hidup berdampingan dalam kebhinnekaan ini menjadi concern utama Gibran karena sebelumnya ia merasa prihatin bila Solo sering dikaitkan dengan aksi terorisme. Gibran kemudian bertekad membuat semua warga Solo merasa aman dan nyaman saat iberibadah.
Prestasi dalam bidang ekonomi, prestasi menjadikan kota tolerasi, barulah sedikit prestasi Gibran. Membicarakan prestasi si anak muda milennial pemimpin dari Solo itu tak akan habis-habis. Yang tidak tahu mungkin tidak akan percaya, tapi silahkan saja main ke Solo, atau menanyakan ke mereka yang baru saja mengunjungi Solo… Jawabannya tentu akan membuat kita kaget: Solo memang telah jauh melompat ke depan.
Inilah pemimpin muda yang tiada keraguan di dalamnya….
Fatimah Wardoyo