Gibran Rakabuming Raka menyatakan siap maju dalam Pemilihan Gubernur tahun depan. Berita tentang walikota fenomenal dari Solo ini kontan membuat ramai dunia perghibahan yang memang kian panas memasuki tahun politik 2023 ini. Ditemui di Balai Kota Solo, Gibran sibuk menjawab pertanyaan wartawan-wartawan yang selalu mengerubunginya di mana pun Gibran berada. Gibran ditanya apakah memilih DKI Jakarta atau menggantikan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah. Gibran pun menegaskan kesiapannya jika dicalonkan dalam Pilgub mendatang. Meski begitu, Gibran menyerahkan keputusan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
“Menggantikan Pak Ganjar? Nggak, nanti ya sabar. Kita fokus membuka satu per satu, meresmikan program fisik yang kemarin saya canangkan fokus kuwi sik, urusan Pilgub, Pilpres nanti wae,” ujar Gibran.
Gibran maju Pilgub, relakah wong Solo?
Jika pertanyaan ini ditanyakan ke warga Solo, mayoritas akan menjawab tidak rela. Sejak dipimpin Solo, kota ini mendadak makin glowing. Kebersihan kota meningkat pesat, pemeliharaan bangunan publik dan infrastruktur membuat kota ini terlihat makin kosmopolitan dari ke hari. Kawasan Ngarsopuro hingga Jalan Gatot Subroto di Singosaren mendadak menjadi kawasan yang artistik, apalagi di malam hari. Mengingatkan kita pada penataan kota-kota terkenal di dunia, tanpa kehilangan identitas Jawa dan nilai-nilai luhur Nusantara. Uniknya lagi, kawasan tersebut bukan hanya ramai pengunjung, tetapi menjadi tempat UMKM menggeliat. Gibran memang terkenal concern untuk membangun UMKM hingga bisa ‘naik kelas’.
Di hari-hari raya keagamaan, lampion-lampion warna-warni menghiasi kota. Dan yang lebih mengagetkan, Gibran berani memasang lampion dan pohon Natal untuk menyambut Natal. Tidak ada kepala daerah lain yang berani melakukan ini. Apalagi saat ini banyak kelompok-kelompok intoleran yang kerap berulah dan selalu mencari masalah bagi pemimpin lain yang terlihat menghargai agama lain. Nggak heran tidak ada kepala daerah lain yang seberani Gibran terkait perayaan Natal. Keberanian dan ketegasan Gibran memang telah terbukti.
Warga Solo pun makin dibuat senang karena di era Gibran, pembangunan nyata terlihat sangat pesat. Nyaris tak ada jalan rusak di Solo. Setiap laporan jalan rusak, dalam waktu singkat akan tertangani. Bahkan di titik-titik super macet dan rawan kecelakaan dilakukan pembangunan, seperti Palang Joglo, Jembatan Jurug dan jembatan Mojo. Perlintasan Kereta Api di Palang Joglo kini dibuatkan jembatan sehingga tidak lagi berpapasan dengan jalan mobil. Belum lagi pemugaran Pura Mangkunegaran dan Kraton Kasunanan. Gibran juga membangun Pembangkit Listrik berbahan sampah.
Puncaknya adalah pembangunan Masjid Sheikh Zayed sumbangan dari Uni Emirat Arab. Masjid ini menjadi ikon baru Kota Solo. Tak cukup hanya itu, Gibran bahkan berhasil membuat Pemerintah UEA memberikan hibah hingga 15 juta Dollar AS untuk pembangunan Kota Solo. Diam-diam, Gibran memang pintar meyakinkan investor dan menjalin kerjasama. Yang terbaru, Gibran berhasil melakukan revitalisasi terhadap kebun binatang Jurug bekerja sama dengan Taman Safari Indonesia. Kebun binatang legendaris itu pun kini kembali bersinar dengan nama baru Solo Safari.
Bagi warga Solo, era Gibran identik dengan era ‘cepat tanggap’. Semua permasalahan warga, tertangani lebih cepat lewat jalur pengaduan resmi ‘Lapor Mas Wali’ yang dibuka di berbagai platform media sosial. Tak cuma basa-basi, setiap pengaduan memang betul-betul ditindaklanjuti. Yang paling terkenal adalah kisah pencopotan Lurah Gajahan karena melakukan pungli. Laporan tentang pungli itu disampaikan oelh warga melalui lapor Mali. Gibran langsung turun tangan memeriksa tempat-tempat dilakukannya pungli.
Implikasi pengaduan masyarakat ditampung dalam jalur resmi dan tercatat itu luar biasa. Stigma ‘orang dalam’ dan ‘orang luar’ kini tak ada lagi. Tidak bisa dipungkiri, birokrasi kerap identik dengan penanganan masalah yang bertele-tele, hirarkis dan feodal. Tidak punya ‘orang dalam’, berarti jangan berharap permasalahan kita ditangani. Gibran memotong semua rantai pelik itu, membuat pemerintah kota tak lagi berjarak dengan masyarakat.
Dari segi pembangunan UMKM, tidak terhitung kegiatan-kegiatan yang dilakukan Gibran untuk memajukan sektor itu. Dimulai dari pelatihan, tak hanya pelatihan produksi sebagaimana yang kerap dilakukan selama ini, tetapi juga pelatihan bagaimana menyiapkan pemasaran termasuk juga dengan teknik-teknik digital. UMKM go digital.
Banyak perhelatan besar di Indonesia dilakukan di Solo. Gibran, dengan kemampuannya bernegosiasi mampu meyakinkan banyak pihak untuk menyelenggarakan event di Solo. Mulai dari perhelatan Paragames hingga Muktamar Muhammadiyah. Semuanya dilakukan Gibran agar kegiatan-kegiatan itu dapat menjadi penggerak bagi perekonomian masyarakat, terutama UMKM. Gibran sadar betul bahwa perekonomian wilayah yang dipimpinnya itu bertumpu pada UMKM hingga 70 persen.
Apa yang dilakukan Gibran itu membuahkan hasil. Kota Solo kembali menggeliat. Sektor kuliner, yang menjadi motor utama sektor pariwisata dan UMKM di Solo seakan tidak ada matinya. Hampir tiap saat dan tiap waktu, usaha-usaha kuliner di Solo membludak oleh pengunjung, dan tak pernah sepi order.
Bisa dikatakan, semua langkah yang dilakukan Solo memang berhasil membuat lompatan besar. Kota yang selama ini kerap di bawah bayang-bayang kota Jogja, kini perlahan menjadi kota yang tak kalah ramai dan terkenalnya. Event-event budaya besar dilaksanakan di Solo. Mulai dari yang berbasis seni tradisi seperti Solo Batik Carnival dan SIPA, hingga seni pertunjukan modern seperti konser Dream Theater dan yang akan segera dilaksanakan: Deep Purple. Pendopo-pendopo kelurahan kini digunakan untuk berlatih karawitan. Sejumlah besar hibah diberikan untuk kegiatan nguri-uri budaya Jawi.
Menjawab pertanyaan apakah masyarakat Solo rela ditinggal Gibran, jawabannya sangat sulit. Tentu masyarakat tidak rela, karena belum tentu sang pengganti akan sevisioner Gibran. Tetapi naiknya Gibran ke tingkat yang lebih tinggi tentu saja bisa menjadi bukti keberhasilannya memimpin Kota Solo. Di tingkat yang lebih tinggi Gibran tentu akan dapat berbuat lebih banyak dan skala yang lebih besar. Pembangunan yang dirasakan untuk lebih banyak masyarakat. Keberhasilannya pun akan membentuk standar kinerja baru bagi kepala-kepala daerah selanjutnya. Hingga muaranya adalah kepemimpinan yang lebih baik, humanis, membawa kesejahteraan dan kedamaian.
Jadi Gibran pantas dan layak maju ikut pemilihan Gubernur. Dia sukses membuat lompatan untuk Solo. Tapi keputusan akhir tetap saja terserah Gibran dan partai yang mengusungnya.