Menjelang Putusan MK tentang Batas Atas Usia Capres: Kembali Politis?

Bagaimana jika dalam waktu beberapa hari ke depan “Mahkamah Keluarga” memutuskan menerima pembatasan usia maksimal nyapres/nyawapres di umur 70 tahun ? Indonesia akan chaos sebab pembatasan usia itu dari sononya tendensius, menjegal Prabowo spy tidak bisa nyapres. Prabowo baru saja memasuki usia yang ke-72 tahun. Semua tahu  Prabowo punya probabilitas besar untuk  memenangkan pilpres 2024.

Namun mengingat putusan vulgar- kontroversial “MK” yang secara signifikan menggerus kredibilitas dan integritas MK secara khusus Anwar Usman dan empat hakim lainnya, bisa jadi pembatasan usia maksimal itu disahkan.

Itu tidak lepas dari alotnya dinamika  di tubuh koalisi yang dipimpin Prabowo untuk menentukan siapa yang akan mendampingi dirinya. Apakah ET, G, RK atau YIM. Masing-masing mengeluarkan jurus terbaiknya dan memvalidasi bargaining powernya beserta konsekuensi politik apabila tidak dipilih.

Salah satu konsekuensi tentu pihak yang tidak puas atau tersingkir bisa saja membentuk poros ke-4. Politik kita memang sebanal itu. Sangat cair juga liberal. Murni untuk menjaga dan memastikan bahwa kepentingan ekonomi-politiknya terakomodir. Meskipun terbentuk 4 poros, Pilpres 2024 kali ini kental dengan nuansa elitis-pragmatis. Prinsip-prinsip ideologis hanya sesekali dipakai untuk mengisi sisa-sisa ruang kosong dalam diskursus publik. Alias tidak mendapat tempat yang layak.

Kembali ke para politisi yang berebut posisi cawapresnya Prabowo, selain konsekuensi lahirnya poros baru akibat kebuntuan proses politik internal, akan ada lagi “gertakan” yang mau tidak mau harus didengar dan dipertimbangkan. Saya membayangkan ada politisi yang dengan pedenya memperlihatkan powernya.  Lugasnya begini, “jika loe tidak pilih gue, emang loe bisa nyapres ?”

Maka gerakan politik, penggalangan dukungan,  dan deklarasi politik akan sangat massif diselenggarakan dimana-mana dalam 3 hari ke depan untuk memperlihatkan solid dan luasnya gerbong barisannya dan dengan demikian secara efektif menjadi alat untuk negosiasi. Selain itu, karena tingginya dan mahalnya  upaya yang dilakukan untuk sampai ke titik persaingan menjadi cawapres, ada politisi tertentu yang memegang kartu permainan, jika aku tidak bisa jadi cawapres , kamu pun tidak bisa jadi capres.

Mari kita sama-sama menyimak pertunjukan drama politik…siapa cawapres pendamping Prabowo. Siapa yang paling kencang menggelar deklarasi dan penggalangan dukungan dalam 2-3 hari ke depan, dialah yang paling berambisi untuk mendampingi Prabowo.

Besok Senin, Mahkamah Keluarga akan memutuskan akan mengabulkan atau tidak usia batas maksimal capres/cawapres di angka 70 tahun.

Bisa saja lho….batasan usia maksimal itu dikabulkan lalu dengan legowo Prabowo menerimanya serta dengan dukungan koalisi mencalonkan anak-anak lanang kakak-beradik sebagai capres/cawapres.

Indah sekali, bukan ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *