Indonesia kembali berduka! Birgaldo Sinaga, seorang aktivis dan pegiat media sosial, yang sudah seminggu lebih berjuang melawan Covid-19 akhirnya meninggal di Rumah Sakit Awal Bros Batam, pada Sabtu, 15 Mei 2021, sekitar pukul 06.00. Kepergiannya ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, para aktivis, pegiat media sosial, dan rekan-rekan sejawatnya, terutama orang-orang yang selama ini selalu mendapat dukungan darinya.
Ungkapkan belasungkawa, doa, dan ucapan terima kasih dari para sahabat dan rekan-rekan sejawatnya. Mulai dari aktivis dan pegiat media sosial (Denny Siregar, Permadi Arya, Eko Kuntadhi), perancang sepatu (Niluh Djelantik), politikus dan staf khusus kepri (Diaz Hendropriyono), netizen Indonesia, sampai Trinity Hutahaean, seorang bocah yang menjadi salah satu korban aksi teros bom di Gereja Oikumene Samarinda Kalimantan Timur.
Selain sebagai pegiat media sosial dan aktivis, Birgaldo Sinaga juga merupakan staf khusus kepri. Ia juga dikenal sebagai pembela Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hingga menulis satu buku berjudul “Mengapa Aku Membela Ahok”, yang sempat dibagikan kepada masyarakat pada kampanye di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 4 tahun silam. Memang, Birgaldo adalah seseorang yang sangat peduli dengan Indonesia, memperjuangkan keadilan, giat mengampanyekan toleransi di tanah air, dan punya fokus pada hal-hal yang berbau sosial.
Siapa sangka aktivitasnya di Instagram pribadinya dengan mengupload foto kebersamaan dengan keluarga kecilnya menjadi konten terakhir darinya. Caption yang mengena di hati ini pun juga ternyata menjadi ucapan terakhirnya sebelum tutup usia: “I love you so much mami dan anakku Kathrine. Maafkan kalo papi selalu buat salah ya. Meninggalkan kalian selalu.” Duka mendalam tentu dirasakan oleh istri dan putrinya yang kini beranjak dewasa. Meski kini Birgaldo Sinaga telah tiada, tetapi semangat dan hasil kerja kerasnya harus dilanjutkan. Selamat jalan Birgaldo Sinaga. Perjuanganmu masih akan diteruskan!
