Sportivitas dan Jiwa Besar Prabowo Subianto

Di tengah ramainya manuver-manuver politik belakangan ini, kita mungkin nyaris lupa bagaimana seharusnya kampanye untuk menjadi Presiden. Adu program, adu visi dan misi, dan bukan koalisi dagang sapi berebut proxy. Dari hari ke hari, para elite politik Indonesia hanya sibuk memikirkan siapa yang mesti ditendang, siapa yang mesti diserang. Tidak heran masyarakat makin tak antusias menghadapi Pilpres kali ini. Apalagi para gen Z yang secara umum memang berkarakter apolitis, dan kebetulan menjadi 55 persen pemilih pada Pemilu tahun depan. Suara kaum muda akan sangat menentukan.

Di tengah keprihatinan kita dengan para elite politik itu, diam-diam Prabowo Subianto, capres dari Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan RI menunjukkan banyak sikap kenegarawanan yang membuat Prabowo makin layak dipilih. Dalam pidatonya pada acara halalbihalal Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) di Jogja pada 3 Mei 2023, bisa jadi Prabowo menjadi satu-satunya capres yang bicara tentang visi, misi dan arah pemerintahan RI bila ia terpilih menjadi Presiden. Prabowo telah menunjukkan dirinya bukan hanya sebagai politisi yang handal, tetapi juga tokoh yang sangat nasionalis dan bervisi ke depan.

Dalam pidato itu, nasionalisme Prabowo terlihat saat ia berkata mantap dan tegas bahwa dalam suatu kontestasi politik, kalah menang itu biasa. “Tidak usah tegang-tegangan,” katanya. Ia menyebut semua capres yang ada adalah putra terbaik bangsa Indonesia dan ingin berbuat terbaik untuk bangsa. Ia pun meminta pendukungnya untuk tidak terprovokasi menjelek-jelekkan siapapun. Dalam Pilpres ini, Prabowo menegaskan, Ia akan bersaing dengan gagasan dan ide, bukan dengan isu. Apalagi isu yang menjelek-jelekkan kompetitornya. 

Sampai di sini seharusnya para politisi dan pendukungnya malu dan meneladani Prabowo. Berlaku fair dalam berkampanye, termasuk juga menegaskan pada para influencer, buzzer, dan pendukungnya untuk tidak pernah menyerang kontestan lain. Tidak melakukan kampanye hitam. Bukan hanya itu, bagi para pemilih yang berpikir, ucapan Prabowo ini seharusnya menjadi sinyal kita untuk tidak memilih calon-calon yang pendukungnya gemar menjelekkan kompetitornya. Perpecahan karena beda pilihan politik sudah bukan jamannya lagi. Ini era milennial, era modern, eranya adu gagasan dan program. Biarlah yang visioner yang menang.

Poin ini menambah nilai plus Prabowo. Sampai saat ini baru Prabowo capres yang lantang menyuarakan untuk berhenti berkampanye negatif. Menyetop polarisasi dan fokus pada masa depan. Reunifikasi memang terlihat menjadi fokus utama Prabowo. Ia tak ingin Indonesia terus berlarut dalam perpecahan, apalagi karena alasan receh. Pemilu…

“Setelah kita merdeka, Indonesia terus menerus diganggu sehingga tidak sempat membangun. Kalau kita urut-urut, pasti ada campur tangan asing,” katanya dalam pidato itu. Indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya, sekaligus masyarakat yang terbuka, toleran dan gemar bergotong-royong. Namun sejak era Nusantara, saat RI belum terbentuk, banyak bangsa asing menginginkan negeri Indonesia. Mereka menggunakan segala upaya termasuk memecah belah bangsa ini. Devide et impera.

Prabowo kemudian menjelaskan pandangannya yang visioner. Dengan sangat fasih ia menjelaskan geopolitik Indonesia. Indonesia yang tak pernah lepas dari gangguan-gangguan luar yang menginginkan penguasaan atas Indonesia. Bukan hanya secara teritorial namun juga secara ekonomi, sosial politik dan ideologi. Maka dengan lantang Prabowo menyerukan, “Kajian-kajian strategis telah menunjukkan bahwa agar Indonesia bisa mampu, elit pemimpin-pemimpinya harus bisa bekerja sama…”

Tak cukup hanya itu, Prabowo dengan besar hati menceritakan bila seusai kekalahannya di Pilpres 2019, Presiden Jokowi langsung mengajak rekonsiliasi. Insting Prabowo menuntunnya untuk mau bergabung dan bekerjasama. Prabowo prihatin karena elite Indonesia sering tak bisa kompak dan bekerja sama. Di situlah Prabowo sangat menghargai ajakan Presiden Jokowi yang dianggapnya memang negarawan. Tak mementingkan ego pribadi melainkan selalu mendahulukan kepentingan bangsa.

Setelah bergabung dengan kabinet Presiden Jokowi, Prabowo kerap melihat keheranan orang-orang asing dengan keputusannya tersebut. Dengan tegas Prabowo menjawab, “Itulah budaya Indonesia.”

Kolaborasi, bukan kompetisi, itulah kunci sukses Indonesia membangun bangsa ini untuk menyongsong tantangan global yang makin berat. Bagaimana pemimpin berkolaborasi untuk kemudian menciptakan komposisi, ramuan yang pas untuk ketahanan dan kesejahteraan Bangsa. Dengan kerja nyata dan kerja sama para pemimpin, kata Prabowo, maka negara ini bisa menjadi maju dan menghadirkan suasana yang sejuk. “Pesta demokrasi yang akan berlangsung nanti harus sejuk, tenang, dan bergembira. Siapapun yang dipilih rakyat harus didukung.”

Sebagai catatan, dalam Pilkada DKI tahun 2012, saat itu Presiden Jokowi bersama Ahok dicalonkan sebagai Gubernur. Prabowo selaku Ketua Umum Partai Gerindra, mengajukan Ahok sebagai wakil gubernur. Selama Pilkada itu, Prabowo menunjukkan sebagai orang yang menyenangkan untuk berkolaborasi. Hal yang ditunjukkannya kemudian selama menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Presiden Jokowi.

Tanpa banyak bicara, Prabowo berhasil memperbaharui alutsista TNI yang selama ini sudah mulai usang. Tidak tanggung-tanggung, TNI kini memiliki tambahan 40 kapal perang hingga jumlah seluruhnya adalah 65 kapal perang. Jet tempur canggih Rafale juga disiapkan, termasuk juga pesawat-pesawat Mirage. Semuanya demi kedaulatan Republik Indonesia. Di darat, di laut dan di udara. Di kota maupun di desa. Apalagi 75 persen penduduk kita ada di pedesaan. Yang lebih hebat lagi, selama menjadi Menteri Pertahanan RI, Prabowo juga sangat mendukung produk-produk dari industri pertahanan di Indonesia sebagai industri strategis yang terus menerus dikembangkan dan mulai mendapat tempat di pasar dunia.  

Tak hanya industri pertahanan, dalam mengupayakan sebesar-besar kemakmuran rakyat sebagaimana amanat UUD, Prabowo sangat menekankan hilirisasi. Upaya untuk mengolah sumber daya alam yang ada di Indonesia sebagai produk jadi dengan nilai tambah berlipat kali. Bukan sekadar dijual sebagai bahan mentah. Semua ini harus ditunjang oleh Pemerintah yang terus menerus membimbing masyarakat dalam alih teknologi membangun industri dan UMKM modern yang siap memasuki pasar lokal dan global.

Ketegasan selalu dianggap sebagai titik kekuatan Prabowo. Dan bila kita garis bawahi ucapan-ucapan Prabowo bekangan ini, semangat reunifikasi menjadi terobosan besar Prabowo di tengah garingnya kampanye-kampanye menuju Pilpres 2024 belakangan ini. Prabowo beda, ia menunjukkan betapa legawa­-nya dirinya meski pernah berivalitas dengan Jokowi dalam Pilpres. Sportivitas, jiwa sportif telah menjadi motor Prabowo untuk memutus dendam politik. Karena Bangsa Indonesia akan menatap masa depan, bukan mundur ke belakang. Masa lalu biarlah menjadi sejarah, sesuatu yang menjadi pembelajaran untuk menjadi makin baik. Siapapun Presiden yang terpilih, tak perlu ada hujatan pada Presiden Indonesia yang terdahulu. Semua Presiden, semua pemimpin Indonesia adalah pahlawan.

Presiden Indonesia 2024 juga tak boleh terpilih hanya karena populer. Akan sangat mengkhawatirkan jika Presiden Indonesia di masa depan hanyalah seorang populer, tanpa gagasan besar apalagi tanpa karakter yang baik. Yang bisa diteladani. Indonesia perlu pemimpin yang tidak gagap di tengah perubahan geopolitik dunia, sekaligus mampu menyelesaikan krisis ekonomi, pangan, energi dan lahirnya wabah-wabah baru. Ini masih ditambah dengan ancaman makin cerdasnya Artificial Intelligence yang makin menggerus lahan-lahan profesi manusia. Termasuk juga lahirnya banyak problem sosial baru. Konflik-konflik horizontal seperti masyarakat yang mudah bertindak represif, karena gap pendidikan, minim literasi sekaligus gagap dengan akselerasi teknologi.

Semua itu menuntut pemimpin Indonesia ke depan harus seorang visioner dan berkarakter. Seorang yang legawa, sportif, berjiwa besar dan merangkul semuanya, termasuk merangkul mereka yang berseberangan dengannya. Prabowo Subianto terbukti bisa melakukannya.

Nia Megalomania

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *