Akrab dengan teknologi, bersahabat dengan era digital, dan menguasai hampir sebagian besar bidang pekerjaan. Ya, itulah generasi milenial. Tak hanya itu, generasi milenial juga menjadi generasi besar di dunia profesionalisme. Bahkan, generasi milenial merupakan kelompok era generasi terbesar. Namun, tak dimungkiri bahwa generasi milenial terkesan lebih individual. Mereka cukup mengabaikan hal politik dan lebih suka berfokus pada nilai-nilai materialistis. Belum lagi adanya pengaruh dari generasi milenial yang ditandai dengan adanya peningkatan terhadap liberasi politik dan ekonomi. Lantas, bagaimana masa depan Indonesia di tengah-tengah generasi milenial? Bagaimana kemerdekaan Indonesia di mata mereka?
Bicara kemerdekaan, tak hanya mengingatkan pada para pahlawan yang berjasa, yang sudah separuh baya. Generasi muda pun menorehkan banyak cerita bersejarah di sana. “Berikan aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia,” pernyataan Ir. Soekarno dalam salah satu pidatonya ini bukan tanpa alasan. Keyakinannya pada kekuatan diri setiap pemuda menjadi refleksi pengalaman baginya. Bagaimana tidak? Peran pemuda dengan segala keberanian dan kekuatannya telah dibuktikan dan tidak bisa dilepaskan dari setiap coretan sejarah bangsa ini.
Sejak awal berkiprah, generasi muda sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan pergerakan Indonesia. Sejak berdirinya organisasi pemuda di seluruh penjuru Indonesia dan ketika Kongres Pemuda diselenggarakan, banyak pemuda mengirimkan perwakilannya dari masing-masing daerah untuk mengikuti kongres ini. Tepat pada 28 Oktober 1928, kongres ini menghasilkan kesepakatan berupa ikrar yang kita kenal dengan “Sumpah Pemuda”. Ikrar ini menyatakan bahwa seluruh rakyat Indonesia merupakan satu kesatuan dan harus berjuang bersama-sama untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Menariknya, setelah mengucapkan “Sumpah Pemuda”, untuk pertama kalinya lagu “Indonesia Raya” karya W.R. Supratman dinyanyikan.
Ya, Ir. Soekarno menjadi saksi hidup bagaimana pemuda Indonesia membuktikan perannya dalam perjuangan prakemerdekaan. Tak cukup sampai di situ, generasi mudalah yang juga mendesak Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta untuk segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Sutan Sjahrir yang kala itu mendengar kekalahan Jepang segera mengambil kesempatan dan menginisiasi untuk memaksa Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI. Paksaan itu tidak begitu saja dikabulkan mereka, hingga para pemuda harus memakai strategi lain agar Indonesia bisa segera merdeka, tanpa campur tangan Jepang. Terlihat jelas dalam paparan sejarah bahwa pemuda menjadi inisiator perubahan. Wah, bagaimana dengan generasi milenial sekarang? Mungkinkah di tangan-tangan generasi milenial, kemerdekaan ini akan membawa Indonesia makin bersinar?
Jika dulu para pemuda berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, bagaimana dengan perjuangan generasi milenial sekarang ini? Generasi yang bersahabat akrab dengan komunikasi, media, dan teknologi digital ini menghabiskan waktunya hampir 85% untuk gadget. Mulai dari urusan pribadi hingga pekerjaan, tak lepas dari gadget. Namun, akrabkah mereka dengan Indonesia, bumi pertiwi yang mengayomi mereka hingga nanti? Akrabkah mereka dengan kerinduan negeri ini untuk bisa menjadi lebih baik? Atau bisa jadi, mereka mulai mengenal Indonesia dari layar mini gadget mereka?
Kemerdekaan Indonesia bukanlah perjuangan dalam hitungan hari yang pendek. Perjuangan dan pengorbanan datang silih berganti, hingga proklamasi kemerdekaan berkumandang nyaring di seantero nusantara. Ini menjadi warisan negeri sekaligus menginspirasi generasi milenial untuk bisa menerapkan nilai-nilai nasionalis yang sudah ditorehkan generasi muda sebelumnya. Nilai perjuangan, kerja keras, keberanian, kepercayaan diri, dan semangat dalam memperjuangkan dan memajukan Indonesia sudah sepatutnya mendongkrak jiwa nasionalis generasi milenial untuk mencintai dan menghargai Indonesia. Kini, mau tak mau, generasi milenial harus menyandang peran sebagai pilar bangsa ini. Menjadi generasi penerus yang akan menahkodai negara ini.
Di mata milenial, kemerdekaan Indonesia menjadi pintu kesempatan untuk mengembangkan diri. Fakta yang disematkan pada generasi milenial bahwa mereka menyukai self improvement semakin melekat. Sebuah studi yang dilakukan pada 2015 menyatakan bahwa 95% generasi milenial memiliki resolusi pengembangan diri dan melakukannya dengan baik. Sebanyak 75% dari mereka menyatakan resolusi terkait self improvement berhasil mereka wujudkan. Namun, akankah semangat untuk self improvement ini diadopsi untuk mengembangkan Indonesia dalam ranah yang mereka tekuni? Baik dalam bidang pendidikan, seni, sosial, maupun bidang-bidang efektif lainnya.
Kemerdekaan Indonesia telah membuka kesempatan untuk terus maju dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam dunia digital. Sementara itu, kelekatan generasi milenial pada dunia digital juga patut dipertimbangkan. Tidak hanya mengenal dunia digital, tetapi milenial sudah bisa hidup di dunia digital dengan keterampilan-keterampilan hidup yang seharusnya. Tidak ada hanya cerdas dalam hidup nyata sehari-hari, tetapi juga perlu cerdas digital untuk bisa hidup benar di dunia digital. Menjadi tantangan bagi generasi milenial untuk mengadopsi kemerdekaan ini dan membawanya dalam dunia digital. Jangan sampai kemerdekaan Indonesia yang telah diterima di dunia nyata menjadikan kita terjajah di dunia digital. Lantas, bagaimana kemerdekaan Indonesia di mata milenial sekarang ini?
Semenjak Presiden Jokowi menyerukan Indonesia Go Digital, lagi-lagi ini menjadi pintu masuk yang baik untuk merangkul generasi milenial ikut ambil bagian dalam pergerakan Indonesia. Bayangkan saja, jika Indonesia dinahkodai tanpa melibatkan generasi milenial, kita hanya menunggu waktu saja karena pergerakannya pasti akan melambat dan bisa terhenti di mana saja. Tak ada lagi perputaran roda yang sehat, apalagi lebih cepat. Malah, kebanyakan akan cenderung melambat dan ngadat. Itulah mengapa Presiden Jokowi begitu berani menggandeng generasi milenial yang berkompeten untuk menduduki posisi strategis, dan begitu optimis bahwa generasi milenial akan mempercepat kemajuan UMKM.
Kemerdekaan Indonesia telah memberi kesempatan bagi banyak aspek untuk mengalami perubahan dan kemajuan. Tak hanya dalam paradigma hidup, melainkan kecakapan hidup. Tak lagi hanya berpijak dari teori di buku, melainkan dari pengalaman menjelajah dan mengeksplorasi banyak hal di berbagai ranah media digital dan segala strategi yang ditawarkannya. Bahkan, jika negara tak ingin melirik dan merangkul digital, jangan harap akan berjaya. Digital or die! Kemerdekaan Indonesia terus memperluas cakupannya. Tak lagi hanya mengantarkan Indonesia untuk maju dalam beragam aspek kehidupan, melainkan mengantarkan Indonesia untuk hidup dalam dunia digital. Kemerdekaan Indonesia memberi kesempatan merangkul generasi milenial dengan segala keunikan dan karakternya. Kemerdekaan Indonesia tidak hanya berlaku pada dunia nyata. Namun, dalam dunia digital pun, generasi milenial siap mempertahankan dan memajukan Indonesia!
Seperti generasi muda pada masa pergerakan Indonesia yang terus bersumbangsih memberikan ide dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, generasi milenial pun bersedia ikut andil bagi kemajuan negara ini. Karena itu, kemerdekaan Indonesia diharapkan terus menjadi pintu gerbang dan motivasi bagi generasi milenial untuk terus berkarya demi nama harum Indonesia.
possimus earum sed et eos voluptas consequatur pariatur et dolores explicabo voluptatem deleniti sed voluptatibus. odio aliquid itaque dolore impedit.