Ramai persiapan capres, nama Prabowo Subianto pun kian melejit. Membaca peta terkini kekuatan capres-cawapres 2024 jelang pilpres, tiga nama capres inilah yang sering muncul di sejumlah survei, yakni Prabowo Subianto (Menteri Pertahanan), Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah), dan Anies Baswedan (mantan Gubernur DKI Jakarta). Per hari ini, hasil survei simulasi merilis elektabilitas Prabowo tertinggi mencapai 38%, disusul Ganjar 34,2% dan Anies Baswedan 18,9% dari 1.230 responden yang dipilih melalui metode random digit dialing. Wah, persaingan yang cukup ketat nih!
Sejak Prabowo bertemu Gibran dan relawan Jokowi di angkringan Omah Semar, tak hanya namanya yang semakin banyak diperbincangkan, wajahnya pun dibuat sketsa batik oleh para relawan. Tentu saja, ini sebuah aksi deklarasi yang nyata untuk mendukungnya maju dalam Pilpres 2024.
Pria kelahiran Jakarta, 17 Oktober 1951, anak dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar ini bukanlah kali pertama maju Pilpres. Bisa dikatakan, dalam sejarah Indonesia, Prabowolah yang cukup banyak nyapres. Sejak 2009, kala itu sebagai cawapres dari capres Megawati Soekarnoputri. Lalu, Prabowo kembali maju Pilpres pada 2014 dan 2019, tapi sayangnya kedua kesempatan ini tak meloloskannya sebagai orang nomor 1 di Indonesia. Bagaimana dengan Pilpres 2024? Akankah kali ini Prabowo memenangkannya? Siapa yang tahu …
Yang jelas, Menteri Pertahanan pada era Jokowi ini begitu getol ingin membuat Indonesia sebagai tuan di negerinya sendiri dan disegani oleh dunia. Bahkan, ia telah menyatakan sangat mendukung apa yang telah Jokowi kerjakan selama ini dan ingin meneruskannya. Tentunya ini menjadi semacam amunisi baginya untuk terus maju dalam capres. Ya, semoga saja dalam Piplres tahun depan, keinginannya menjadi kenyataan.
Kata orang, tak kenal maka tak sayang. Banyak dari kita mengenal Prabowo sebagai menteri pertahanan, ketua umum Partai Gerindra, seorang perwira yang pernah diturunkan jabatannya, atau menantu Soeharto. Selisik lebih dalam yuk siapa Prabowo …
Tentang dunia militer, apa lagi sih yang kurang dari Prabowo. Berawal dari kiprahnya mendirikan lembaga swadaya masyarakat pertama di Indonesia bernama Lembaga Pembangunan, Prabowo mulai terlibat membangun jaringan sosial yang beranggotakan anak-anak petinggi Partai Sosial Indonesia (PSI). Setelah terhenti, Prabowo masuk pendidikan di Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang dan lulus tahun 1974. Lalu, ia bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Angkatan Darat dan satuan inilah yang membesarkan namanya, mulai dari komandan Peleton Para Komando Group-1, menjadi orang nomor satu di Kopassus, sampai panglima kostrad pada 1998.
Karena situasi politik nasional tidak kondusif saat itu serta lengsernya Presiden Soeharto, Prabowo digeser dari jabatannya sebagai panglima kostrad menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI. Tak lama setelahnya, Prabowo tidak menjabat dan pensiun dari militer. Ia meninggalkan Indonesia dan tinggal di Yordania dan Jerman serta memulai dunia bisnisnya bersama adiknya, Hashim Djojohadikusumo. Kurang lebih 7 tahun menekuni bisnisnya, akhirnya Prabowo kembali ke Indonesia dan mulai muncul ke publik.
Dunia militer sudah dikuasainya dan ini pun tak membuatnya arogan. Bahkan, tak hanya militer, pergerakan dunia ekonomi dan politik pun dilahapnya, sampai-sampai ia menjadi salah satu pendiri partai politik Gerindra pada 2008. Dari situ, kiprahnya di dunia politik makin terlihat dan matang. Hingga kini, partai Gerindra pun masih eksis dan terus ambil bagian dalam pergerakan politik di Indonesia.
Nah, gimana kalau dilihat dari sisi keluarga? Merunut ke belakang, tentu ada andil besar dari orang-orang terdekatnya hingga Prabowo bisa mencapai tahap ini. Kala itu, orangtuanya dianggap sebagai seorang begawan ekonomi dan aktivis sosial. Pastinya ini banyak memberi investasi berharga bagi hidup Prabowo untuk mengenal Indonesia dan seluk beluknya. Oh ya, pertama kali Prabowo diperkenalkan tentang masyarakat Indonesia ketika berusia 16 tahun lho, saat ia kembali ke Indonesia. Semasa kecil, Prabowo sering tinggal berpindah-pindah, dari satu negara ke negara lain, mulai dari Hongkong, Malaysia, Swiss, hingga mengenyam SMA di American Schol, Inggris. Wah, melanglang buana nih Pak Prabowo!
Meski sudah pernah tinggal di banyak negara, cintanya pada Indonesia sudah harga mati. Jika pada pilpres sebelum-sebelumnya Prabowo begitu berambisi untuk menjadi orang nomor 1 di Indonesia, gimana ya dengan Pilpres 2024? Masihkah sama? Belum lama ini, Prabowo memuji Presiden Joko Widodo tentang strategi hilirisasi yang dilakukannya. Diakuinya bahwa Presiden Jokowi telah berhasil membangun fondasi untuk kemajuan bangsa dan negara. Wah, nilai plus lagi nih jika Prabowo jadi capres, bakal meneruskan pengembangan yang sudah dirintis sebelumnya.
Kira-kira nih gimana ya respons Didit Hediprasetyo, anak Prabowo bersama Siti Hediati Haryadi, jika sang ayah kembali nyapres? Seperti yang kita tahu, relasi Prabowo dengan anak semata wayangnya ini begitu dekat. Prabowo begitu mendukung anaknya yang berprofesi sebagai desainer, bahkan desainer kaliber mancanegara. Pernah dalam acara Debat Capres, Prabowo begitu membanggakan anaknya yang telah berkiprah sebagai pekerja kreatif dan kini menjadi desainer terkenal. Tak beda dengan sang ayah, Didit pun juga mendukung sang ayah ketika terjun dalam dunia politik. Bahkan, ia menemani sang ayah ketika Prabowo dilantik menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Jokowi-Ma’ruf. Anaknya begitu sopan dan kala itu Prabowo mengenakan dengan bangga jas besutan anaknya.
Jika dahulu Prabowo terkenal dengan sosok yang galak dan keras, semakin ke sini Prabowo sudah lebih “mencair”, mendengar, bersikap tenang, dan menghormati. Sebutan “The New Prabowo” dari wakilnya, Sandiaga Uno, di ajang Pilpres 2019 kala itu masih terngiang sampai sekarang. Nah, kerennya, Didit pun ikut berpesan untuk sang ayah supaya jangan lagi memakai baju 4 kantong terus. Sebagai desainer yang berhasil, ia mengatakan baju sang ayah terlihat tidak milenial. Didit ingin sang ayah terlihat lebih luwes dalam berpakaian. Ya, itulah sekelumit kisah-kisah Prabowo beserta anaknya. Belum lagi momen-momen lainnya yang memperlihatkan betapa akrabnya relasi anak dan ayah ini. Karena relasi yang berkualitas ini, bisa jadi Didit tak pernah keberatan sang ayah nyapres lagi. Menyemangati terus, mungkin itu yang dilakukannya.
Berderet penghargaan atas prestasinya juga disandang Prabowo. Mulai dari Penghargaan Outstanding Leader in National Defense & Security di Ajang Indonesia Awards, menerima 4 bintang kehormatan saat menjabat sebagai Menhan, sebagai juru damai (mediator) perang Rusia dan Ukraina, sampai sebagai menteri dengan kinerja terbaik di kabinet Presiden Jokowi berdasar survei Political Weather Station (PWS). Wah, oke juga nih!
Jadi gimana? Selain menguasai dunia militer, cerdas dalam berpolitik, sayang dengan keluarganya, ternyata Prabowo memiliki banyak prestasi. Tidak diragukan lagi! Tahun depan pesta demokrasi digelar. Setiap orang berhak memilih. Pilihlah seorang pemimpin yang membawa perubahan dengan tidak mengabaikan keluarga dan orang-orang terdekatnya.