Berita  

DESA SEBAGAI BENTENG PERTAHANAN: Peta Kemandirian Pangan dan Energi

Keahlian dari pengalaman puluhan tahun dalam bidang Pertahanan Negara, membuat Prabowo Subianto merumuskan Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) yang menjadi kunci pertahanan nasional kita, harus dimulai dari Desa. Pertahanan yang bersifat semesta ini, yakni yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, maupun sumber daya nasional lainnya, membuat Desa menjadi benteng negara.

Menguatkan dan memakmurkan Desa berarti menguatkan Negara. Desa harus mandiri secara ekonomi dan budaya, karena kemandirian membuat desa tak lagi rentan pada ancaman-ancaman yang merongrong persatuan dan kesatuan. Penguatan Desa dimulai dengan penguatan dua issue penting: Desa Mandiri Pangan dan Desa Mandiri Energi. Keduanya menuntut penguatan di bidang pangan dan penguatan di bidang energi.   

Untuk itu inovasi teknologi harus dihadirkan di desa. Dimulai dari riset, termasuk riset potensi Desa. Hasil riset akan menjadi dasar penentuan inovasi Desa. Inovasi yang dilakukan harus berfokus pada produktifitas masyarakat Desa. Muaranya adalah hilirisasi, ketika produk-produk Desa menjadi bernilai tambah berkali lipat.

Inovasi teknologi di bidang pangan bukan hanya terbatas inovasi dan modernisasi sektor pertanian semata,tetapi juga menyentuh sektor perikanan, peternakan serta riset dan inovasi sumber makanan alternatif. Inovasi teknologi ini memungkinkan Desa dikelola dengan cara-cara modern, efisien, sekaligus tidak merusak ekologi dan sumber daya alam Desa sebagai sumber mata pencaharian.

Inovasi teknologi di bidang kemandirian energi memampukan Desa untuk memiliki pembangkit listrik sendiri yang digerakkan oleh sumberdaya alam yang ada di masing-masing Desa. Hingga saat ini riset dan inovasi karya Anak Bangsa telah menghadirkan pembangkit listrik tenaga mikrohidro, tenaga angin, juga pembangkit listrik yang digerakkan biomasa. Karya inovasi teknologi Anak Bangsa pun telah siap digunakan untuk kemandirian pangan. Mulai dari pupuk hayati, alat pengukur kandungan tanah, mesing pengering hingga ekstraksi dengan nano technology dan aneka lainnya.

Semua teknologi itu, dihadirkan dengan tetap tak lepas dari kearifan lokal yang ada. Nilai-nilai guyub rukun dan gotong royong senantiasa dikedepankan. Dana Desa menjadi modal masyarakat untuk berinovasi dan menghadirkan teknologi bagi kemandirian desa. Desa yang rukun dan makmur, akan menjadi benteng utama pertahanan nasional.

Kepedulian Prabowo Subianto pada ketahanan pangan terlihat dalam forum G20 di tahun 2020 lalu. Prabowo Subianto saat itu memperkenalkan dan memamerkan produk olahan singkong tanah air di depan forum keamanan pangan dunia negara-negara G20. “Kita sudah mampu produksi pasta, mi instan, ini singkong,” ujar Prabowo di Global Food Security Forum G20 saat itu. Produk-produk ini bahkan telah dijual di ecommerce.

Tanaman singkong adalah tanaman yang efisien. Gampang dikonsumsi, gampang diolah sekaligus memiliki daun yang dapat dikonsumsi sebagai sayuran. Singkong adalah contoh tanaman yang bisa menjadi tanaman penyelamat dunia di kala krisis pangan. Indonesia harus dapat menjadi yang terdepan dalam memproduksi, dan menyelesaikan ancaman terhadap ketahanan pangan.

Saat ini semua negara menghadapi ancaman global yang sama yaitu krisis energi, air serta krisis pangan. Krisis ini akan makin menjadi-jadi di masa depan karena terjadinya perubahan iklim akibat ekologi Bumi yang semakin rusak dan makin terbatasnya bahan bakar fosil dan mineral. Masalah-masalah geopolitik dunia akan dipicu oleh krisis dan kelangkaan pangan dan energi. Di kala krisis tersebut terjadi, Indonesia sebagai negeri dengan sumber daya alam melimpah menjadi rentan gempuran negara lain. Ketahanan pangan dan energi menjadi pertahanan terkuat terhadap ancaman-ancaman bagi NKRI. Sekali lagi, Desa menjadi kunci, karena semua sumber daya alam berada di Desa.

Di masa Perang Kemerdekaan, Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) yang dipegang teguh oleh Indonesia memperlihatkan kepada kita peran besar masyarakat Desa dalam mempertahankan negara. Perang gerilya yang dilakukan Tentara tidak pernah lepas dari bantuan dan kerja sama Desa. Baik dalam menyediakan logistik, tempat berlindung maupun dukungan moril.

Kesadaran tentang ancaman geopolitik global serta krisis pangan dan energi, membuat Prabowo Subianto selalu memiliki concern khusus pada Desa. Selama menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Prabowo kerap melakukan kunjungan ke Desa untuk melihat langsung potensi dan hambatan pertanian di Indonesia. Hasil dari kunjungan dan belanja aspirasi itu, dirumuskan  Prabowo dalam sebuah gagasan Dana Desa yang berasal dari APBN. Gagasan Dana Desa ini akhirnya berhasil masuk dalam Undang-Undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa, diatur dalam pasal 71-75. Dana Desa itu kini dimanfaatkan untuk membangun Desa sesuai dengan potensi dan kearifan lokal masing-masing.

Bila Dana Desa telah berhasil diperjuangkan, kini yang perlu dilakukan adalah menghadirkan inovasi teknologi di Desa. Agar kemandirian pangan dan kemandirian energi sebagai menifestasi dari Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) makin solid dan tangguh. Karena seperti doktrin terkenal di dunia militer, si vis pacem para belllum. Jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang. Sebaik-baik persiapan adalah memperkuat pertahanan dan keamanan. Semua itu dimulai dari Desa.

Iwan Raharjo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *