Realisasi Janji-Janji Anies, Antara Ada dan Tiada

Banyak janji, banyak juga kontroversi. Ya, sejak kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melontarkan janji-janji yang begitu fantastis. Sempat dianggap muluk-muluk hingga realisasinya pun dipertanyakan. Kalaupun terealisasi, belum tentu itu maksimal. Baru-baru ini, Anies meminta dukungan pemerintah pusat untuk membantu menyelesaikan 8 program pembangunan di Jakarta. Bagi dia, perencanaan pembangunan membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari pemerintah pusat. Mengapa baru dilakukan sekarang? Padahal masa jabatannya tinggal menunggu hitungan bulan. Mungkinkah janji-janjinya dapat diselesaikan?

Trubus Rahadiansyah, pengamat kebijakan publik, pernah mengkritisi beberapa janji Anies. Terlaksana, tapi tidak maksimal. Mulai dari DP 0 Rupiah untuk program rumah, pemberdayaan ekonomi dengan OK OCE, penanggulangan masalah banjir, sampai penataan kampung yang ternyata hanya terealisasi di kampung Akuarium, selebihnya belum terwujud. Adakah kelanjutannya? Kasihan warganya. Faktanya, janji yang tertulis di atas kertas dan ditandatangani oleh Anies ketika kampanye Pilkada DKI 2017 silam belum semua terselesaikan. Lantas, apa saja janji-janji politik Anies Baswedan kala itu, dan bagaimana nasibnya kini?

Janji kampanye Anies yang terbilang kontroversial, rumah dengan DP 0 Rupiah. Janji ini terwujud, tapi gagal total. Harusnya 300.000 rumah, tapi baru dibangun 967. Harusnya rumah tapak, tapi malah rumah susun, belum lagi masalah listrik yang sering padam dan lift tidak jalan. Dari 967 rumah, belum semuanya terjual. Rumah ini tidak diminati! Proyek ini tidak menyelesaikan masalah. Jutaan warga Jakarta masih belum memiliki hunian. Akankah ini menjadi tugas lanjutan bagi pemimpin berikutnya?

Masalah Jakarta cukup kompleks, tapi janji-janji Anies seolah dapat mengurainya. Masa? Coba kita ingat janjinya terkait pemerintahan dan politik anggaran. Mulai dari membangun pemerintahan yang bersih, modern, optimal, transparan, sampai Smart City. Tak hanya itu, program pengembangan kinerja dan tata kelola pemerintahan, sampai program penanggulangan banjir dan kemacetan, semua ingin diurainya.

Yang paling disoroti, program penanggulangan banjir. Minim realisasi, itulah kesan masyarakat. Apalagi program sumur resapan yang tak hanya memunculkan beragam respons, tapi juga beragam meme yang bernada mengkritisi program Anies. Program yang awalnya beranggaran Rp300 miliar dipangkas menjadi sekitar Rp120 miliar, dan kini ditiadakan. Mengapa? Karena dinilai kurang efektif; meski menurut Riza Patria, wakil gubernur DKI, sumur resapan itu dirasa efektif. Dan, katanya lagi, masih ada 942 proyek (9 polder, 4 waduk, 2 revitalisasi sungai) yang ditargetkan selesai akhir tahun. Serius? Atau, hanya akan menjadi proyek yang meninggalkan bekas-bekas galian yang merusak pemandangan? Kita tunggu saja hasilnya!

Gubernur Anies juga berjanji akan merevisi dan memperluas manfaat Kartu Jakarta Pintar dalam bentuk KJP Plus untuk semua anak sekolah, juga KJS Plus dengan menambah beberapa fasilitas khusus. Kualitas pendidikan kejuruan juga akan diintegrasikan dengan dunia kerja. Itu saja? Oh tidak! Masih ada lagi ternyata .. Anies berjanji membuka 200.000 lapangan kerja baru. Fakta membuktikan … hanya program KJP Plus yang masih berjalan hingga 2022 ini. Janji menyediakan lapangan kerja melalui program OK OCE, sepertinya luntur begitu saja. Bahkan, selama pandemi, sekitar 24 ribu tenaga kerja yang terkena PHK pun tidak ditanggulangi dengan baik. Bertambah lagi PR Anies kali ini! Sudah itu saja janjinya? Ada lagi ternyata …

Masih ingatkah tentang 267 Rumah Aman bagi perempuan dan anak-anak korban tindak kekerasan? Sekarang, sudah jadi berapa rumah ya? Hingga 2019, Pemprov DKI baru menyediakan 4 Rumah Aman. Wah, jauh sekali dari target! Rumah Aman ini telah membantu 39 perempuan dan anak korban tindak kekerasan. Rumah Aman ini juga telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DKI Jakarta dan Pergub Nomor 48 tahun 2018. Tinggal 6 bulan lagi Anies menjabat sebagai gubernur, akankah targetnya terpenuhi? Atau, memang tidak akan dipenuhi?

Beda lagi dengan janjinya mendukung inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif. Akhirnya, janji ini bisa dinikmati di 15 mal di Jakarta yang menyediakan fasilitas-fasilitas publik bagi ibu menyusui. Sedikit lega, ada janji yang sudah dipenuhi. Lantas, bagaimana dengan janjinya terkait Kredit Usaha Perempuan Mandiri? Janji ini sempat ditagih oleh fraksi PKS agar segera direalisasikan. Wah, sampai ditagih lho!! Semoga segera terwujud!! Tapi … Gubernur DKI masih punya beberapa janji lagi! Itu harus dipenuhi juga …

Mengaktifkan lagi komunitas-komunitas di Jakarta menjadi salah satu janji Anies di bidang kebudayaan dan olahraga. Strateginya dilakukan dengan membangun Taman Benyamin Sueb dan merevitalisasi Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin. Program Taman Maju Bersama, merevitalisasi dan membangun taman-taman di wilayah pinggiran Jakarta, Science Park, pusat-pusat pariwisata, tempat bersejarah, dan pusat kegiatan masyarakat juga masih harus dikerjakan dengan maksimal.

Jika sebelumnya fraksi PKS menagih janji Anies, kini giliran PSI yang menagih janji terkait Kepulauan Seribu. Kok banyak yang menagih Anies ya? Siapa lagi setelah ini? Diharapkan menjadi Kepulauan Pembangunan Mandiri, tapi nyatanya Kepulauan Seribu masih tertinggal jauh dari wilayah lainnya di DKI Jakarta. Anies berjanji akan menyediakan infrastruktur, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan lapangan pekerjaan bagi warganya. Namun, hingga kini janji yang pernah dilontarkannya seperti menguap di udara. Mungkin sebentar lagi dikerjakan, mungkin juga ditangguhkan. Bagaimana menurut Anda?

Bagi Anda yang tinggal di Jakarta, sudahkah kota Jakarta menjadi Kota Hijau dan Kota Aman? Tepatnya Desember 2021, Anies meresmikan Taman Bio Trans sebagai bukti upaya Pemprov DKI dalam mewujudkan Jakarta sebagai Kota Hijau. Selain itu, sudahkah kualitas layanan air bersih dinikmati oleh wilayah-wilayah yang sebelumnya berkualitas air buruk? Sayangnya, bukan kesan baik yang diterima Anies, melainkan demo dari masyarakat Muara Angke yang menuntut adanya layanan air bersih di daerah mereka. Namun, Februari 2022 lalu, pihaknya telah menjanjikan 100 kios air bersih bagi warga. Kita tunggu realisasinya, benarkah akan segera?

Akhir-akhir ini, juga muncul kabar kalau Anies menyalurkan dana hibah sebesar Rp352 miliar lebih untuk organisasi keagamaan di Jakarta. Tentunya bukan kebetulan ya, soalnya Anies punya janji juga untuk memberi bantuan sosial bagi rumah ibadah, lembaga pendidikan keagamaan, lembaga sosial, Majelis Taklim, dan sekolah minggu. Selain itu, 81.000 guru honorer sekolah swasta dan guru PAUD juga mendapat kenaikan dana hibah. Semoga dapat memotivasi mereka dalam mendidik generasi penerus bangsa agar makin berkualitas.
 
Banyak janji, tetapi tidak semua terealisasi. Yang terealisasi pun, belum tentu maksimal. Janjinya banyak ditagih! Sementara 6 bulan lagi bukanlah waktu yang panjang. Akankah janji-janjinya bisa dituntaskan? Masihkah Anies fokus pada janji-janji politik dan program yang dicanangkannya? Sementara, saat ini Anies mungkin sedang sibuk menaikkan elektabilitasnya di kancah capres 2024.

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis hasil survei elektabilitas bakal capres. Survei ini dilakukan pada 11 – 21 Februari 2022 dengan total responden 1.200 orang dari semua provinsi di Indonesia (secara porposional). Elektabilitas Anies Baswedan konsisten di urutan ketiga setelah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Wah, bisa jadi fokus Anies makin terbagi nih … mumpung masih ada hitungan bulan, baiknya memaksimalkan semua yang sudah dicicil dan dikerjakan. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *