Isu copras-capres kembali panas. Relawan Ganjar kembali bikin ulah. Kalau sebelumnya mereka gencar sekali menyerang Ibu Puan Maharani, padahal di sisi lain mereka berharap rekomendasi capres dari Ibunya – Megawati Soekarnoputri -, kali ini ada relawan Ganjar anggota kader PDIP yang sengaja menantang melawan aturan arahan partai.
Sejak terjadinya keributan internal pdip soal pencapresan 2024 beberapa waktu yang lalu, petinggi partai dengan tegas melarang kadernya membicarakan lagi soal capres 2024. Pencapresan adalah hak ketua umum partai, kader dilarang bicara apalagi deklarasi pencapresan.
Diberitakan Sabtu (25/9/2021), kader PDIP di Jawa Tengah turut serta dalam deklarasi dukungan kepada Ganjar untuk maju sebagai capres 2024. Kader tersebut adalah Wakil Ketua DPC PDIP Kabupaten Purworejo, Albertus Sumbogo.
Deklarasi dilakukan Albertus Sumbogo bersama dengan DPC Seknas Ganjar Indonesia (SGI) Kabupaten Purworejo di sebuah rumah makan di Purworejo. Dalam acara tersebut, Albertus Sumbogo mengaku siap menghadapi sanksi jika dukungan terhadap Ganjar dianggap sebagai pelanggaran. Dalam kepengurusan DPC SGI Kabupaten Purworejo, Albertus Sumbogo adalah ketua.
Tak pelak kejadian ini kembali membuat berang Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDIP, Bambang “Pacul” Wuryanto.
“PDIP itu adalah barisan yang mendapat perintah. Jadi siapapun yang merasa jadi barisan PDIP, harus berada di barisan, barisan yang diperintah,” ucap Bambang.
Bambang menyebut oknum kader PDIP yang mendeklarasikan capres yang mendahului arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, telah keluar dari barisan. Untuk itu, oknum tersebut harus diberi sanksi.
“Kalau ada pengurus yang bicara di luar perintah partai artinya apa? Keluar dari barisan. Kalau keluar dari barisan ya siap untuk tidak di barisan, ya dikeluarkan oleh komendannya. Di militer juga gitu, keluar dari barisan ya out,” ujarnya.
“Adagium di PDIP itu yang di luar barisan bukan banteng, itu namanya celeng. Jadi apapun alasan itu yang deklarasi, kalau di luar barisan ya celeng,” tegasnya.
Bambang tidak mempermasalahkan jika dianggap keras. Sebab menurutnya, kader harus tahu bagaimana tegak lurus terhadap arahan ketua umum.
“Keras sekali kau Pacul, ya memang begini. Itu untuk menunjukkan garis yang benar. Di Kongres V itu jelas capres cawapres di tangan ketua umum,” pungkasnya.
Di sisi lain, Ganjar Pranowo terus diam dan berkelit ketika ditanyakan soal banyaknya relawan-relawan yang muncul membuat deklarasi capres dirinya. Di beberapa kesempatan, pria yang rajin tampil di media sosial ini selalu mengelak “saya ngurus covid saja deh”; “Itu urusan ibu ketua, saya fokus kerja”.
Ganjar yang adalah kader partai PDIP, sebagai pihak yang diuntungkan dengan munculnya berbagai relawan pencapresan dirinya sudah sepatutnya menegur relawannya untuk setop deklarasi-deklarasian. Diamnya Ganjar jelas mengundang tanda tanya besar, apakah beliau justru menikmatinya?
Bukan rahasia lagi jika Ganjar begitu berambisi maju dalam pencapresan. Pembentukan tim media sosial, tim lapangan kabarnya sudah dilakukan sejak dua tahun lalu. Padahal, PDIP juga sudah jauh-jauh hari berencena menjadikan Puan sebagai penerus yang akan dicalonkan berikutnya setelah Jokowi. Munculnya dualisme dukungan akhirnya tak bisa dihindari, di satu sisi kader mendukung Puan, di pihak yang lain Ganjar terus merangsek mencari dukungan baik di internal partai maupun luar partai.
Keributan di internal partai banteng terkait pencapresan Ganjar bukan sekali ini saja. Beberapa waktu yang lalu, ketika Bambang Pacul dan Puan Maharani mengadakan acara konsolidasi kader PDIP di Jawa Tengah, Ganjar tidak diundang karena sudah dianggap mbalelo dan kebablasan. Sindiran pemimpin itu bukan di medsos, pemimpin itu hadir di lapangan sempat mengemuka di kala itu.
Kisruh ini jelas hanya Ganjar yang diuntungkan, sedangkan PDIP hanya ketiban ruginya. Internal partai tidak solid, kader terpecah jadi dua kubu. Kader partai yang tidak tegak lurus, tidak taat lagi akan arahan petinggi partai pun mulai bermunculan, terbaru seperti yang terjadi di Purworejo.
Ketegasan partai sudah ditunggu demi solidnya dan keutuhan PDIP. Sikap tidak tahu diri Ganjar dan relawannya jelas akan semakin menjadi-jadi jika dibiarkan, karena merasa ada massa di luar sana yang semakin banyak mendukungnya. Ibaratnya, dia maju capres bersama PDIP atau tidak, tidak akan menjadi masalah. Pertimbangan lainnya, PDIP bisa saja tidak merekomendasikan keduanya, baik Ganjar maupun Puan demi stabilitas internal partainya, toh banyak kader lain yang lebih baik dan lebih tegak lurus yang siap diangkat ke permukaan untuk nantinya maju dalam pencapresan.